BYD Memperluas Jejak Global dengan Fasilitas Perakitan EV Baru di Kamboja dan Investasi Berkelanjutan di Asia Tenggara

Sebagai langkah strategis untuk memperkuat kehadirannya di Asia Tenggara, BYD, kendaraan listrik terkenal (EV) Produsen, telah mengumumkan rencana untuk membangun pabrik perakitan khusus di Kamboja. Fasilitas, diharapkan memiliki kapasitas produksi tahunan sebesar 20,000 Kendaraan, akan melayani pasar domestik sekaligus melayani permintaan internasional, menurut Perdana Menteri Kamboja Hun Manet.
Perdana Menteri Hun Manet melalui platform media sosial X berbagi rincian pertemuannya dengan Liu Xueliang, General Manager divisi penjualan mobil BYD Asia-Pasifik. Postingan tersebut menyertakan beberapa gambar, memberikan pembaruan visual tentang kemitraan antara Kamboja dan produsen mobil Tiongkok.
Masuknya BYD ke Kamboja sudah ada sejak 2020, ditandai dengan berdirinya pusat penjualan mobil penumpang pertama di ibu kota, phnom penh. Sejak itu, perusahaan telah memperkenalkan beberapa kendaraan energi baru (VERSI BARU) model ke pasar Kamboja. Terutama, pada bulan Agustus 2022, BYD meluncurkan Atto 3(BYD Yuan Plus), dikenal sebagai Yuan Plus di Tiongkok, semakin memperkuat komitmennya terhadap kawasan.
Asia Tenggara adalah area fokus utama BYD, dengan perusahaan sudah mengoperasikan fasilitas manufaktur di Thailand. Pada bulan Juli 4, BYD merayakan peresmian pabriknya di Thailand, peristiwa penting dimana perusahaan 8 NEV ke-sejuta diluncurkan dari jalur produksi. Tanaman ini, membanggakan kapasitas tahunan 150,000 Kendaraan, berdiri sebagai lokasi manufaktur mobil penumpang luar negeri pertama yang dimiliki sepenuhnya oleh BYD dan yang pertama di Asia Tenggara.
Indonesia adalah negara Asia Tenggara lainnya di mana BYD bermaksud memperdalam investasinya. Perusahaan berencana membangun pabrik baru dengan kapasitas produksi tahunan yang setara dengan fasilitas di Thailand—150.000 kendaraan. As reported by Indonesia’s Chief Economy Minister Airlangga Hartarto in January, BYD diatur untuk menyuntikkan $1.3 miliar ke dalam proyek Indonesia.
Luhut Panjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, dikonfirmasi dalam postingan Instagram tanggal 19 Maret bahwa BYD bermaksud memulai pembangunan pabrik di Indonesia pada bulan Juli. According to Panjaitan, BYD menyatakan minat yang kuat terhadap pasar Indonesia, dengan ambisi untuk memulai produksi komersial di lokasi manufaktur baru lebih awal 2026.
Perkembangan ini menggarisbawahi strategi ekspansi BYD yang agresif di Asia Tenggara, memperkuat posisi perusahaan sebagai pemain terkemuka di sektor kendaraan listrik yang sedang berkembang di kawasan ini. Dengan membangun kemampuan manufaktur yang kuat di pasar-pasar utama, BYD mempunyai posisi yang baik untuk memanfaatkan meningkatnya permintaan akan solusi transportasi berkelanjutan.
